Nafasnya terus memburu
Berlari di samping durjana para pemberontak
Menyembunyikan hatinya layaknya hantu
Dengan ketidakpastian di jasadnya
Sebuah panorama di depan mata
Entah cinta atau fatamorgana
Iapun terus berlari menuju tepian
Berharap matahari di sampingnya
Ia masih menunggu di sana
Diantara kenyataan dan cinta
Menunggu datangnya sang putri dari menara
Walau ia tahu hanya akan kecewa
Author : Anarta Adit
Tag :
Puisi
0 Komentar untuk "Mawar Hitam"
→ Berkomentarlah Dengan Kata Kata dan Kalimat Yang Relevan.
→ Berkomentarlah Dengan Kata Yang Halus Tanpa Membuat SARA.
→ Hargailah Komentar Orang Lain.
→ Jangan Melakukan SPAM Komentar.
→ Jangan Menaruh Link Aktif Di Komentar.
→ Jangan Saling Menghina Di Komentar.