C.I.N.T.A

Banyak orang yang mendefinisikan cinta itu ini.. itu.., tapi apa itu memang benar. Kapan hari saya pernah melihat sebuah film tentang cinta (Wajar masih remaja). Dalam film itu ada sebuah pelajaran penting tentang cinta yaitu, “Cinta tidak harus memiliki alasan, justru cinta sejati tidak memiliki sesuatu untuk jadi alasan. Cinta yang hanya sekadar sebuah kata “Aku cinta kamu”. Karena, apabila cinta masih memiliki alasan, apa yang kan terjadi apabila alasan itu hilang? Apa cinta juga akan ikut hilang?”.

Pada awalnya saya setuju, tapi akhir-akhir ini setelah dipikir-pikir, menurut saya hal itu salah. Mengapa? Karena saat dimana kita tidak memiliki adalah saat kita telah “Mati”. Coba renungkan, mengapa kita beragama? Mengapa kita percaya akan Tuhan? Jawabannya karena ada alasan. Alasan atas apa? Itulah yang kita cari. Saya yakin tidak ada satupun orang di dunia ini yang mengerti pasti tentang kehidupan setelah kematian. Tapi mengapa orang-orang melakukan ibadah? Jawabannya adalah karena mereka ingin mencari alasan mereka. Mengapa kita ada? Untuk apa kita disini?

What about love? Menurutku cinta harus memiliki alasan. Karena tanpa alasan entah itu cinta, agama, atau hidup akan terasa. Hampa. Sekarang lihatlah dunia sekitar kita, hura-hura, demoralisasi HAM, pelecehan seksual, semua terjadi karena manusia tidak memiliki alasan. Mungkin anda melihat orang yang hidupnya foya-foya itu sangatlah nikmat. Bullshit!! Mereka memang terlihat bahagia, tapi hatinya tetaplah gelisah.

Kembali ke masalah cinta. Jadi apa alasan yang kita butuhkan saat mencintai seseorang? Semua orang memiliki alasan yang berbeda. Ada yang karena Tuhan, sayang terhadap pasangan, atau sayang terhadap anak mereka. Tapi menurut saya, alasan yang paling mampu bertahan adalah alasan yang berubah. Mengapa harus berubah? Karena, tidak ada yang tidak berubah di dunia ini, kecuali perubahan itu sendiri.


Banyak orang yang mendefinisikan cinta itu ini.. itu.., tapi apa itu memang benar. Kapan hari saya pernah melihat sebuah film tentang cinta (Wajar masih remaja). Dalam film itu ada sebuah pelajaran penting tentang cinta yaitu, “Cinta tidak harus memiliki alasan, justru cinta sejati tidak memiliki sesuatu untuk jadi alasan. Cinta yang hanya sekadar sebuah kata “Aku cinta kamu”. Karena, apabila cinta masih memiliki alasan, apa yang kan terjadi apabila alasan itu hilang? Apa cinta juga akan ikut hilang?”.

Pada awalnya saya setuju, tapi akhir-akhir ini setelah dipikir-pikir, menurut saya hal itu salah. Mengapa? Karena saat dimana kita tidak memiliki adalah saat kita telah “Mati”. Coba renungkan, mengapa kita beragama? Mengapa kita percaya akan Tuhan? Jawabannya karena ada alasan. Alasan atas apa? Itulah yang kita cari. Saya yakin tidak ada satupun orang di dunia ini yang mengerti pasti tentang kehidupan setelah kematian. Tapi mengapa orang-orang melakukan ibadah? Jawabannya adalah karena mereka ingin mencari alasan mereka. Mengapa kita ada? Untuk apa kita disini?

What about love? Menurutku cinta harus memiliki alasan. Karena tanpa alasan entah itu cinta, agama, atau hidup akan terasa. Hampa. Sekarang lihatlah dunia sekitar kita, hura-hura, demoralisasi HAM, pelecehan seksual, semua terjadi karena manusia tidak memiliki alasan. Mungkin anda melihat orang yang hidupnya foya-foya itu sangatlah nikmat. Bullshit!! Mereka memang terlihat bahagia, tapi hatinya tetaplah gelisah.

Kembali ke masalah cinta. Jadi apa alasan yang kita butuhkan saat mencintai seseorang? Semua orang memiliki alasan yang berbeda. Ada yang karena Tuhan, sayang terhadap pasangan, atau sayang terhadap anak mereka. Tapi menurut saya, alasan yang paling mampu bertahan adalah alasan yang berubah. Mengapa harus berubah? Karena, tidak ada yang tidak berubah di dunia ini, kecuali perubahan itu sendiri.


Author : Anarta Adit
0 Komentar untuk "C.I.N.T.A"

→ Berkomentarlah Dengan Kata Kata dan Kalimat Yang Relevan.
→ Berkomentarlah Dengan Kata Yang Halus Tanpa Membuat SARA.
→ Hargailah Komentar Orang Lain.
→ Jangan Melakukan SPAM Komentar.
→ Jangan Menaruh Link Aktif Di Komentar.
→ Jangan Saling Menghina Di Komentar.

Back To Top